Rabu, 17 Mei 2017

Essay ISO 14000



ISO 14000 tentang Manajemen Pengelolaan Lingkungan


Sistem Manajemen lingkungan merupakan bagian integral dari sitem manajemen perusahaan ecara keseluruhan yang terdiri dari satu set pengaturan secara sistematis yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses serta sumberdaya dalam upaya mewujudkan kebijkan lingkungan yang telah digariskan oleh perusahaan.  Standart manajemen lingkungan berkembang seiring dengan perumusan standar ISO 14000 untuk bidang manejemen lingkungan sejak tahun 1993, Indonesia sebagai salah satu negara yang aktif mengikuti perkembangan ISO 14000 dan telah melakukan antisipasi terhadap diberlakukannya standar tersebut. Antisipasi diberlakukannya ISO 14000 indonesia memberika tanggapan terhadap draf standar ISO sebelum ditetepkan menjadi standar internasional.
Indonesia membentuk kelompok kerja ISO 14000 oleh Bapedal pada tahun 1995 untuk membahas draf standar ISO tersebut anggota kelompok kerja berasal dari berbagai kalangan baik Pemerintah, Swasta, Lembaga swadaya masyarakat maupun, pakar pengelolaan lingkungan kementrian lingkungan hidup dan badan standarisasi nasional (BSN) bekerja sama dengan kelompok kerja nasional ISO 14000 dan berbagai stakeholders sejak tahun 1995. Untuk mengkaji menyebarkan informasi, dan melakukan serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan penerapan system manajemen lingkungan. Potensi penerapan system manajemen lingkungan bagi peningkatan kwalitas pengelolaan lingkungan terjadi Karen aperan alktif pihak swasta dan promosi penerapan perangkat pengelolaan lingkungan secara proaktif dan sukarela di Indonesia.
Kelompok kerja tersebut sampai saat ini masih aktif dalam melaksanakan diskusi pembahasan penerapan standar ISO 14000. Secretariat POKJANAS ISO 14000 di fasilitasi oleh kementrian hidup asisten deputi urusan standarisasi teknologi untuk mempermudah penerapan di lapangan serta untuk menyamakan persepsi pelaksanaannya, maka kementrian lingkungan hidup bekerja sama dengan BSN telah melakukan adopsi terhadap beberapa standar internasional ISO 14000 menjadi standar nasional Indonesia (SNI). Standar yang telah diadopsi tersebut diantaranya :
1.      System manajemen lingkungan-sfesifikasi dengan panduan penggunaan (SNI 19-14001-1997)
2.      System manejemen lingkungan-pedoman umum prinsip system dan teknik pendukung (SNI 19-14004-1997)
3.      Pedoman audit lingkungan-prinsip umum (SNI 19-1410-1997)
4.      Pedoman untuk pengauditan lingkungan-prosedur audit-pengauditan system manajemen lingkungan (SNI 19-14011-1997)
5.      Pedoman audit untuk lingkungan-kriteria kwalifikasi untuk auditor lingkungan (SNI 19-14012-1997)

ISO atau international organisasion for standarization yang berkedudukan di Jenewa Swiss adalah badan federasi international dari badan-badan standarisasi yang ada di 90 negara. Persetujuan internasional yang telah di sepakati bersama merupakan hasil utama dari badan internasional tersebut. ISO (International standardization organitation) adalah organisasi non pemerintah dan bukan merupakan bagian dari PBB atau WTO (Word Trade Organitation) walaupun standar-standar yang merupakan rujukan bagi kedua organisasi tersebut. Anggota ISO terdiri dari 110 negara, tidak terdiri dari delegasi pemerintah tetapi tersusun dari institusi standarisasi nasional sebanyak satu wakil oraganisasi untuk setiap negara. 
ISO 14000 adalah standar system pengelolaan lingkungan yang dapat diterapkan pada bisnis-bisnis apapun.  Standar ini bertujuan untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh bisnis dan mengurangi polusi dan limbah yang dihasilkan oleh perusahaan.  Iso ini memiliki versi baru 14000 yang dirilis pada tahun 2004 oleh oraganisasi internasional untuk standirasasi ISO yang memiliki komite perwakilan dari seluruh dunia.  ISO 14000 memiliki beberapa seri yaitu :
1.      ISO 14001                                    : Sistem Manajemen Lingkungan
2.      ISO 14010-14015             : Audit Lingkungan
3.      ISO 14020-14024             : Label Lingkungan
4.      ISO 14031                                    : Evaluasi Kinerja Lingkungan
5.      ISO 14040-14044             : Assesment atau analisa berkelanjutan
6.      ISO 14060                                    : Aspek Lingkungan dari produk

Tujuan utama dari serangkaian ISO diatas, adalah untuk mempromosikan pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam organisasi dan untuk menyediakan Tool yang berguna- contohnya penggunaan biaya yang efektif, system-based, fleksibel sehingga mencerminkan organisasi yang baik.  ISO 14000 menawarkan Guidaince untuk memperkenalkan dan mengaopso system menajemen lingkungan berdasar pada praktek-praktek terbaik, hamper sama dengan ISO 9000 pada system manajemen mutu yang sekarang diterapkan secara luas. ISO 14000 ada untuk membantu organisasi dalam meminimalkan operasi yang berdampak negative pada lingkungan.  Struktur ini mirip dengan ISO 9000 tentang manajemen mutu, dan keduanya dapat diimplementasikan.
Manfaat penerapan standar ISO 14000 antara lain :
·         Meningkatkan citra organisasi
·         Meningkatkan kiunerja lingkungan organisasi
·         Meningkatkan penaatan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan
·         Menurangi resiko usaha
·         Meningkatkan efisiensi kegiatan
·         Meningkatkan daya saing
·         Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan
·         Memperbaiki manajemen organisasi denganmenerapkan (plan, do, check, act).

ISO 9000 dan ISO 14000 telah di implementasikan oleh 610000 organisasi di 110 negara. ISO 9000 telah menjadi referensi internasional untuk keperluan manajemen kualitas dan ISO 14000 untuk manajemen lingkungan. Standar ISO sangan sfesifik pada hasil dan bahan proses. ISO 9000 dan ISO 14000 dikenal sebagai standar system manajemen umum dimana standar yang sama dapat di aplikasikan pada organisasi apapun, besar atau kecil, apapun produk yang dihasilkannya. System manajemen disini berarti struktur organisasi bertujuan untuk mengatur proses atau aktivitasnya, untuk mengubah input sumber daya alam menjadi barang atau jasa yag mempertemukan tujuan organisasi, seperti kualitas kepuasan konsumen, mematuhi aturan, dan tujuan lingkungan.
           AMDAL (Analisis mengenai dampak lingkungan) adalah kajian mengenai dampak besar dan pentingnya suatu usaha.  AMDAL dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap lingkungan hidup sekitarnya.  Dasar hukum AMDAL adalah peraturan pemerintah No 27 Tahun 1999 tentang “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup”.
           Dalam mengelola lingkungan maka dibutuhkan standar yang jelas yaitu ISO 14000. System ISO 14000 adalah standar system pengelolaan lingkungan yang dapat diterapkan pada bisnis apapun, terlepas dari ukuran, lokasi, ataupun pendapatan. Tujuam dari system ini adalah untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh bisnis dan untuk mengurangi polusi dan limbah yang dihasilkan produksi.
           Sertifikasi ISO 14000 diberikan kepada perusahaan dengan cara perusahaan harus diaudit secara eksternal oleh badab audit yang telah terakreditasi. Badan sertifikasi harus diakareditasi oleh ANSI-ASQ, badan akreditasi nasional di Amerika atau Badfan akreditasi nasional di Irllandia.
           Konsep utama ISO 14000 merupakan kunci untuk menjalankan manajemen dan kebijakan kinerja lingkungan. Manager harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan kewajiban :
a.       Sesuai dengan sifat, skala dan dampak lingkungan kegiatan produk atau jasa.
b.      Termasuk komitmen untuk peningkatan berkelanjutan dan pencegahan pencemaran
c.       Termasuk komitmen untuk patuh terhadap perturan lingkungan terikat dan pesyaratan-persyaratan lain terhadap perusahaan
d.      Memberikan kerangka kerja untuk membuat dan mengkaji tujuan dan sasaran lingkungan
e.       Di dokumentasikan, diterapkan, dipelihara dan dikomunikasikan kepada semua karyawan
f.       Tersedia kepada semua masyarakat
Elemen ISO 14000 yang terkait dengan oprasi perusahaan adalah :
a.       Polusi udara
b.      Pembuangan ke sumber air
c.       Pasokan air dan pengolahan limbah domestic
d.      Limbah dan bahan-bahan berbahaya
e.       Gangguan
f.       Bunyi/kebisingan dan getaran
g.      Radiasi
h.      Peremcanaan fisik
i.        Pengembangan perkotaan
j.        Gangguan bahan/material
k.      Penggunaan energy
l.        Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan

Kamis, 02 Maret 2017

Pengalaman Dalam Berkomunikasi

Saya masuk SMP ada tahun 2009. Saya bersekolah di SMP N 1 Brebes inilah awal dimana saya mulai mampu melakukan komunikasi menurut saya baik karena pada saat kelas 8 SMP bermula dari ditunjuk oleh Wali Kelas menjadi bakal calon wakil ketua osis di tahun jabatan 2010/2011.  Pencalonan itu membuat saya diharuskan dapat berbicara di depan orang banyak untuk meberikan asumsi-asumsi mengenai kemajuan Organisasi Siswa di SMP. Setelah pemilihan bakal calon dan tiba saatnya menjadi calon wakil ketua osis untuk pasangan nomor 2 maka saya lebih diharuskan lagi untuk mampu berkomunikasi dengan banyak orang / calon pendukung agar memilih saya dan pasangan saya. pada saat itu, lebih diharuskan dapat berpidato di depan teman-teman dan guru-guru untuk mengutarakan visi misi kedepan jika terpilih menjadi ketua dan wakil ketua OSIS.
Selain pidato, dlam rangka pemilihan saya harus mampu merangkul banyak teman-tean agar mau mendukung dan berpartisipasi dalam kampanye yang akan dilakukan sebelum pencoblosan.  komunikasi yang saya lakukan ini lebih kepada pendekatan individu dengan melalui chat maupun secara langsung. saya memilih pendekatan ini, karena saya yakin lebih mampu diingingat oleh setiap individu, untuk itu saya dan pasangan saya pada saat itu memberikan target minimum pendukung lebih dari 100 orang di lingkungan SMP.

Rabu, 01 Maret 2017

Teori atau Pendekatan Model Bimbingan dan Konseling



Teori Dalam Bimbingan dan Konseling














Memenuhi tugas matakuliah
Teknik konseling dan Analisis problem solving


Oleh :
Putri Gita Defiana                  20140220172
Agribsinis  D





Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2017
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 

Teori dalam Bimbingan dan Konseling
Teori berarti prinsip-prinsip yang dapat diuji untuk dijadikan kerangka dalam melaksanakan penelitian, sejulah proposisi yang terintegrasi secar sintatik (mengikuti aturan tertentu) dan biasanya digunakan untuk memprediksi serta menjelaskn peristiwa yang diamati. 
Awal mula adanya teori bimbingan dan konseling pada abad ke-20 yang dikaitkan oleh hal pribadi, sosiologis dan filosofis.
Beberapa teori dalam bimbingan dan konseling :
1.      Teori Trait Idan Factor
-          Teori ini dipelopori oleh Williamson
-          Konsep Utama teori , Kepribadian ialah suatu sistem sifat atau faktor yang saling berkaitan satu dengan lainnya seperti kecakapan, minat, sikap dan tempramen.
-          Teroi ini disebut sebagai teori directive conseling karena konselor berada diposisi sebagai (cobseling centered) pusat didalam konseling sehingga menjadi pihak yang aktif dalam membantu klien untuk mengetahui bagaimana seharusnya perilakunya untuk memcahkan masalah yang sedang dialaminya.
-          Proses konseling dibagi menjadi 5 tahap :
a.       Analisis à Tahap dimana konselor mengumpulkan data-data dan informasi yang berhubungan dengan klien untuk lebih mengenal pribadi klien agar lebih mudah dalam menyesuaikan diri.
b.      Sintetis à Tahap konselor mengatur dan merangkum data yang telah diperoleh sampai menemukan kelemahan, kekuatan, bbakat, dan kemampuan penyesuaian diri.
c.       Diagnosis à Tahap konselor menarik kesimpulan dari permasalahan yang dihadapi klien.
d.      Pragnosis à Tahap konselor memprediksi kemungkinan yang dapat terjadi dengan berdasarkan data yang diperoleh.
e.       Konseling à Tahap pemberian bantuan dengan cara pengembangan alternative pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

2.      Teori Rational Emitive
-          Tokoh teori ini ialah Albert Ellis.
-          Konsep Utama teori ini , manusia bersifat rasional dan juga irasional.  Seseorang berprilaku dalam cara-cara tertentu karena ia percaya bahwa ia harus bertindak dalam cara itu.
-          Tujuan teori konseling ada beberapa , yaitu :
a.       Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi dan cara berpikir yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis.
b.      Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang dapat merusak diri sendiri.
-          Proses konseling ada 2 proses yaitu :
a.       Mengetahui keuslitannya hanya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak logis.
b.      Mengusahakan dalam memperbaikinya dengan menunjukan sebab-sebab yang sebenarnya.
3.      Teori Behavioral
-          Tokoh pendekatan teori ini  antara lain Bandura, Pavlov, Skinner,dsb.
-          Konsep teori, pendekatan ini berasumsi bahwa perilaku manusia merupakan serangkaian hasil belajar. Pandangan teori behavioristic yang dinyatakan oleh Skinner (dalam Soedarmadji dan Sutujono, 2005) ialah :
1.      Perilaku organisme merupakan suatu fenomena mental, lebih ditentukan dengan belajar, sikap, kebiasaan dan aspek perkembangan kepribadian.
2.      Perkembangan kepribadian bersifat deterministic.
3.      Perbedaan individu karena adanya perbedaan pengalaman.
4.      Dualisme seperti pikiran dan tubuh, tubuh dan jiwa bukan merupakan hal yang ilmiah sehingga tidak dapat mengatur perilaku manusia.
5.      Perkembangan kepribadian dibatasi oleh sifat genetic tetapi lingkungan dapat berpengaruh besar.
-          Tujuan konseling dalam teori ini adalah :
Mengajak konseli untuk belajar prilaku yang baru yaitu prilaku yang dikehendaki oleh lingkungan yang dominan.
-          Proses konseling sebagai berikut :
a.       Konselor menjelaskan maksud tujuan
b.      Klien mengkhusukan perubahan positif yang dikehendaki sebagai hasil konseling.
c.       Klien dan konselor menetapkan tujuan yang telah ditetapkan apakah merupakan perubahan yang dimiliki klien.
d.      Bersama-sama menjajai apakah tujuan itu realistic.
e.       Klien dan konselor mendiskusikan kemungkinan manfaat dari tujuan.
f.       Mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan kerugian tujuan.
g.      Atas dasar informasi yang diperoleh tentang tujuan klien, konselor dan klien membuat keptusan sebagai berikut : untuk melanjutkan konseling atau mempertimbangkan kembali tujuan mencari referal
4.      Teori Humanistik
-          Tokoh aliran humanistic Abraham Maslow, Rogers, Victor Frankl, dsb.
-          Konsep teori, pendekatan humanistic yang dikembangkan oleh Abraham Maslaw mendasarkan pemikirannya pada teori tentang kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia terdiri dari :
a.       Kebutuhan biologis dan fisik
b.      Kebutuhan rasa aman
c.       Kebutuhan untuk memiliki dan mencintai
d.      Kebutuhan harga diri
e.       Kebutuhan aktualisasi diri.
Rogers mengembangkan teori person centered theraphy dimana konseling dipusatkan pada individu karena mengkuti pandangan teori Rogerian terhadap manusia.
-          Pribadi yang tidak sehat menurut Rogers adalah mereka yang megalami ketidaksejajaran atau (incongruence) antara konsep diri dengan kenyataan yang ada. Keadaan ketidaksejajaran ini dapat menimbulkan berbagai penyakit psikologis atau neurotic behavior seperti kecemasan, ketakutan, disorganisasi dan selalu menentukan nilai absolut.
-          Tujuan konseling ini adalah melakukan revisi terhadap cara pandang konseli.
5.      Teori Gestalt
-          Teori gestalt diperkenalkan oleh Frederick Perls.
-          Konsep teori ini, memandang manusia dengan asumsi sebagai berikut :
1.      Manusia merupakan suatu komposisi yang menyeluruh yang diciptakan dari adanya gabungan bagian-bagian, tidak ada satu bagian yang dapat dipahami tanpa melihat manusia secara keseluruhan.
2.      Seseorang merupakan bagian dari lingkungan dan tidak dapat dipahami secara pisah.
3.      Seseorang memilih cara merespon stimuli eksternal.
4.      Seseorang mempunyai potensi untuk secara penuh menyadari keseluruhan dari sesasi, pemikiran, emosi dan persepsinya.
5.      Seseorang mampu membuat pilihan dengan sadar.
6.      Seseorang mampu dalam menentukkan kehidupan secara efektif.
7.      Seseorang tidak memiliki pemikiran pada masa lalu dan masa yang akan datang.
8.      Seseorang pada dasarnya baik.
-          Teknik dalam pendekatan Gestalt :
1.      Penekanan tanggungjawab klien.
2.      Orientasi sekaramg dan saat ini.
3.      Orientasi kesadaran.
-          Tujuan teori ini yaitu meningkatkan proses pertumbuhan klien dan membantu klien mengembangkan potensi manusiawinya.  Secara lebih spesifik tujuan konseling Gestalt, sebagai beriku :
a.       Membantu klien agar memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan/ realitas.
b.      Membantu klien menuju pencapaian intregitas kepribadiannya.
c.       Mengentaskan klien dari kondisinya yang bergantung pada pertimbangan oranglain ke mengatur diri sendiri (to be true to himself).
6.      Teori Client Centered
-          Teori ini dikembangan oleh Rogers.
-          Konsep pokok, menurut Rogers konstruk inti konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau perwujudan diri.  Hal ini dipandang sebagai konfigurasi konsepsi yang terorganisasikan tentang diri yang membawa kesadaran.  Teori keprbadian Rogers dissebut sebagai The Self Teory ,yaitu :
a.       Setiap individu berada didalam dunia pengalaman yang terus menerus berubah dan dirinya menjadi pusat.
b.      Individu merespon lingkungan sesuai dengan apa yang dialami dan ditanggapi olehnya.
c.       Individu memiiki satu kecenderungan  dorangan utama yang selalu diperjuangkannya, yaitu mengaktuaklisasikan, mempertahankan, dan memperluas pengalamannya
d.      Individu mereaksi terhadap gejala kehidupan dengan cara keseluran yang teratur,
e.       Tingkah laku pada dasarnya adalah suatu usaha makhluk hidup yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan yang dialmi dan diradakannya.
f.       Emosi yang meyertai tidakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sesungguhnya merupakan suatu yang memmperkuat usaha individu mencari sesuatu atau memuaskan kebutuhannya untuk memelihara dan mengaembangan dirinya.
g.      Memahami tingkahlaku seorang ialah dengan jalan memandang dari segi pandangan individu-individu itu sendiri.
-          Proses konseling
Pendekatan ini berpusat pada klien menggunakan edikit tekhnik, akan teteapi menekankan sikap konselor. Teknik-teknik dilaksanakan dengan jalan wawancara, terapi permainan, dan terapi kelompok, baik langsung atau tidak langsung.

Kesimpulan :
Berkembangnya teori-teori bimbingan dan konseling serta psikologi mendorong pengembangan teori pendekatan untuk mengatasi masalah yang dialami oleh klien. Teori yang ada, dapat diselaraskan / disesuaikan dengan posisi dan atau masalah yang dihadapi oleh klien.  Pendekatan yang dapat dilakukan ada beberapa macam, yaitu :
ü  Teori Trait Idan Factor
ü  Teori Rational Emitive
ü  Teori Behavioral
ü  Teori Humanistik
ü  Teori Gestalt
ü  Teori Client Centered


Referensi :
eprints.walisongo.ac.id/3198/3/3105160_Bab2.pdf
 diakses pada hari Minggu, 19 februari 2017 pukul12.30


staff.uny.ac.id/sites/default/files/.../pendekatan-pendekatan-dalam-konseling.pdf
diakses pada hari Minggu, 19 februari 2017 pukul12.30


http://cahaya-fieraz.blogspot.co.id/2014/12/makalah-teori-teori-dalam-bimbingan.html
diakses pada hari Minggu, 19 februari 2017 pukul12.30